21.4. Faktor risiko Umur Perjalanan penyakit menunjukkan kasus dengan usia > 35 tahun memiliki angka yang cukup tinggi yaitu 60,6%. Pada usia > 35 tahun diketahui bahwa 2014) Hidayat et al. Jurnal kedokteran dan Kesehatan Indonesia. ABSTRAK Latar Belakang Kanker serviks merupakan merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO), lebih dari 250.000 wanita meninggal akibat kanker se FAKTORRISIKO KEJADIAN KANKER SERVIKS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUP. Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO Selamat pagi/Assalamualaikum Wr.Wb, Ibu/Saudari. Saya Pencegahankanker serviks dapat dilakukan dari sejak dini. Lakukan vaksinasi, kenali faktor risiko, serta lakukan skrining. Gejala kanker serviks stadium awal memang kadang tidak terlalu obvious atau tidak terlalu dirasakan, untuk alasan itulah skrining jadi sangat penting untuk dilakukan.Jika sudah merasakan gejala seperti di atas, idealnya segera memeriksakan . Kanker serviks adalah jenis penyakit kanker yang menyerang bagian serviks atau leher rahim wanita. Sayangnya, keberadaan kanker ini seringkali baru terdeteksi ketika kondisinya sudah cukup parah. Agar dapat mengurangi risiko yang dimiliki, penting bagimu mengetahui apa penyebab kanker serviks. Penyebab dan faktor risiko kanker serviks Pada dasarnya, penyebab penyakit kanker serviks belum dapat dipastikan. Tapi, penyakit ini dimulai ketika sel-sel sehat atau normal pada leher rahim mengalami mutasi atau perubahan DNA sehingga menjadi sel-sel abnormal. Sel-sel tersebut kemudian tumbuh dan berkembang dengan cepat serta tidak Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, pada tahun 2020, terdapat sekitar wanita yang terdiagnosis mengalami kanker serviks. Penyakit ini juga menyebabkan kematian di seluruh dunia. Walau penyebab pastinya belum diketahui, ada sejumlah faktor yang bisa meningkatkan risiko kanker leher rahim. Berikut sederet faktor penyebab kanker serviks yang perlu diperhatikan 1. Infeksi HPV atau human papillomavirus Sebagian besar kasus kanker serviks berkaitan dengan infeksi HPV atau human papilloma virus. HPV adalah sekelompok virus, bukan hanya satu jenis virus. Terdapat sekitar 100 jenis dari virus ini, tapi hanya jenis tertentu yang dapat memicu kanker serviks. Adapun jenis virus HPV yang paling umum jadi penyebab kanker serviks adalah HPV-16 dan HPV-18. Wanita berisiko tertular virus HPV apabila ia aktif melakukan hubungan seksual yang Virus HPV juga dapat menjadi penyebab jenis kanker lainnya, baik pada pria maupun wanita. Misalnya, kanker vagina, kanker penis, kanker anus, kanker vulva, kanker mulut, kanker tenggorokan, dan lainnya. Namun, terkadang ada virus HPV yang tidak menimbulkan gejala apa pun. Kamu mungkin bisa menemukannya pada kutil kelamin, maupun kelainan abnormal lainnya pada kulit. 2. Perilaku seks berisiko Melakukan hubungan seks yang berisiko bisa menjadi faktor penyebab kanker serviks Salah satu faktor penyebab kanker serviks yang paling tinggi adalah kebiasaan melakukan hubungan seksual yang berisiko. Perilaku ini termasuk aktif secara seksual sejak usia 18 tahun, melakukan hubungan seks dengan banyak pasangan, atau berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi HPV. Semakin banyak jumlah orang yang pernah melakukan hubungan seks denganmu atau berhubungan seks dengan orang yang terinfeksi HPV, semakin tinggi pula risikomu untuk tertular infeksi HPV yang menjadi penyebab kanker serviks. 3. Infeksi menular seksual Jika sebelumnya kamu memiliki riwayat terkena infeksi menular seksual, risiko untuk mengalami kanker serviks juga akan semakin tinggi. Salah satu jenis infeksi menular seksual yang bisa menjadi penyebab kanker serviks adalah klamidia. Klamidia adalah penyakit pada sistem reproduksi yang disebabkan oleh bakteri. Bakteri ini biasanya dapat menular melalui kontak Beberapa hasil studi menyebutkan bahwa bakteri penyebab klamidia dapat membantu virus HPV tumbuh pada area reproduksi sehingga meningkatkan risiko kanker serviks. Sayangnya, penyakit klamidia yang dialami oleh wanita terkadang tidak menimbulkan gejala yang mencolok. Akibatnya, kamu mungkin tidak tahu kalau mengidap penyakit seksual ini sampai menjalani pemeriksaan ke dokter. Selain klamidia, infeksi menular seksual lain juga bisa menjadi penyebab penyakit kanker serviks, termasuk gonore, sifilis, dan HIV/AIDS. Baca Juga Seputar Vaksin Kanker Serviks bagi Wanita 4. Sistem kekebalan tubuh yang lemah Faktor risiko yang dapat meningkatkan penyebab kanker serviks adalah sistem kekebalan tubuh yang lemah. Ketika sistem imun tubuh lemah, virus HPV akan lebih mudah untuk masuk dan berkembang di dalam tubuh. Umumnya, kondisi ini lebih rentan dialami oleh orang yang mengidap penyakit HIV/AIDS. Selain itu, wanita yang menggunakan obat untuk menekan daya tahan tubuh imunosupresan, seperti pengobatan penyakit autoimun, juga berisiko untuk terinfeksi HPV yang menjadi penyebab kanker leher rahim. 5. Pemakaian pil KB Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pil KB atau kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama juga menjadi penyebab kanker serviks. Akan tetapi, setelah kamu tidak lagi menggunakan pil KB, faktor risiko ini dapat menurun. Bahkan, kondisinya bisa kembali normal setelah kamu berhenti minum pil KB. Maka dari itu, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan minum pil KB, terutama jika kamu memiliki satu atau lebih faktor risiko kanker serviks. Konsultasi dengan dokter juga bertujuan mengetahui risiko lain atau efek samping yang mengintai di balik penggunaan pil KB. 6. Hamil di usia terlalu muda Hamil pada usia terlalu muda atau kurang dari usia 20 tahun juga meningkatkan risiko terkena kanker leher rahim. Perempuan yang hamil pertama kali sebelum berusia 20 tahun memiliki risiko terkena kanker serviks di kemudian hari yang lebih tinggi daripada perempuan yang hamil di usia 25 tahun atau lebih. 7. Sudah beberapa kali hamil Wanita yang pernah hamil dan melahirkan lebih dari 3 kali juga diduga lebih berisiko untuk terkena kanker serviks. Hal ini dapat terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang melemah dan perubahan hormon yang terjadi selama masa kehamilan. Akibatnya, seseorang menjadi lebih rentan terhadap penularan infeksi HPV. 8. Kebiasaan merokok Merokok tidak hanya membahayakan pelakunya, tapi juga orang lain di sekitarnya perokok pasif. Bahkan, tak hanya paru-paru, organ tubuh lain juga dapat rusak akibat zat-zat berbahaya yang terkandung dalam rokok. Zat-zat ini akan diserap ke dalam paru-paru dan dibawa ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Tak ayal apabila kebiasaan merokok pada wanita dapat meningkatkan risiko kanker serviks 2 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Zat berbahaya dalam rokok diduga memicu rusaknya DNA pada sel-sel serviks sehingga berpotensi memicu kanker leher rahim. Di samping itu, kebiasaan merokok juga dapat membuat sistem kekebalan tubuh menjadi kurang efektif dalam melawan HPV. 9. Riwayat kanker serviks dalam keluarga Faktor keturunan bisa meningkatkan risiko kanker serviks Faktor keturunan termasuk hal yang dapat meningkatkan risiko kanker Sebagai contoh, apabila memiliki ibu atau saudara perempuan kandung yang menderita kanker leher rahim, risikomu untuk terkena penyakit yang sama juga akan tersebut lebih tinggi. Namun, tidak diketahui secara pasti apakah hal ini terkait dengan kesalahan gen yang diturunkan atau karena perilaku berisiko, seperti merokok. 10. Usia Wanita yang berusia di bawah 20 tahun jarang terkena kanker serviks. Namun, risikonya dapat meningkat antara usia remaja akhir dan pertengahan usia 30-an. Baca Juga Apakah Cara Mendeteksi Kanker Serviks Melalui Darah Haid Bisa Dilakukan? 11. Pola hidup tidak sehat Pola hidup tidak sehat juga bisa menjadi penyebab kanker serviks. Wanita yang memiliki kebiasaan makan kurang sehat, termasuk tidak mengonsumsi sayur dan buah, dapat memicu kondisi ini. Selain itu, wanita yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas lebih berisiko untuk mengalami kanker leher rahim. 12. Paparan obat diethylstilbestrol DES Diethylstilbestrol adalah obat hormonal yang diberikan pada wanita untuk mencegah keguguran antara tahun 1938-1971. Wanita yang ibunya mengonsumsi DES saat hamil berisiko mengembangkan adenokarsinoma sel jernih pada vagina atau Risiko ini menjadi lebih tinggi pada wanita yang ibunya mengonsumsi DES, khususnya selama 16 minggu pertama kehamilan. Sementara jenis kanker ini sangat jarang dialami oleh terjadi pada wanita yang belum pernah terpapar DES. Usia rata-rata wanita yang didiagnosis dengan adenokarsinoma sel jernih terkait DES adalah 19 tahun. Namun, tidak ada batasan usia yang aman dari kondisi tersebut bagi wanita yang terpapar DES saat berada dalam rahim. Walau begitu, sebuah penelitian dalam Journal of Genital Tract Disease, menemukan bahwa kondisi ini jarang terjadi pada wanita yang berusia lebih dari 50 tahun. Bahkan, tidak ditemukan kasus kanker serviks atau vagina yang berhubungan dengan DES setelah usia 65 tahun. Itulah beberapa penyebab penyakit kanker serviks yang dapat terjadi. Penting untuk mewaspadai sejumlah faktor yang bisa dihindari agar jauh dari penyakit tersebut. Catatan SehatQ Ada sejumlah faktor penyebab yang meningkatkan risiko kanker serviks, dari infeksi HPV, perilaku seks berisiko, infeksi menular seksual, riwayat kehamilan, usia, hingga pola hidup tidak sehat. Penting untuk melakukan skrining serviks secara teratur guna mencegah kanker serviks. Dengan ini, perubahan sel abnormal pada area ini dapat terdeteksi sedini mungkin. Skrining kanker serviks seperti pap smear dapat dilakukan setiap 3 tahun sekali untuk wanita berusia 21-65 tahun. Baca Juga Obat Alami Kanker Serviks, Benarkah Ampuh? Jika memiliki pertanyaan lebih lanjut mengenai penyebab kanker serviks, kamu bisa mengunjungi klinik online spesialis onkologi di aplikasi kesehatan keluarga Download aplikasinya di App Store dan Google Play sekarang! Senin, 5 Juni 2023 0912 WIB Ilustrasi kanker serviks. Iklan Jakarta - Displasia serviks adalah kondisi prakanker yang terjadi ketika sel-sel abnormal tumbuh di permukaan serviks, yakni bagian leher rahim yang melekat pada bagian atas disebut kondisi prakanker, perlu untuk diketahui bahwa kebanyakan orang dengan displasia serviks tidak terkena kanker. Seseorang yang menerima diagnosis displasia serviks berarti berkemungkinan mengembangkan kanker serviks jika tidak ditindak lebih Cleveland Clinic, setiap tahunnya diperkirakan ada sekitar 250 ribu-1 juta perempuan di Amerika Serikat didiagnosis memiliki displasia serviks. Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita usia subur, terutama usia 25-35 bisa terkena displasia serviks jika terinfeksi HPV, virus yang menyebar melalui kontak seksual. Ada lebih dari 100 jenis HPV. Beberapa jenis seperti HPV-16 dan HPV-18 lebih mungkin menginfeksi saluran reproduksi dan menyebabkan displasia ahli memperkirakan lebih dari 75 persen perempuan yang aktif secara seksual terinfeksi HPV di beberapa titik waktu dalam hidup mereka. Sekitar 50 persen infeksi HPV terjadi antara usia 15-25 tahun. Seringkali infeksi hilang tanpa menimbulkan masalah berarti. Dalam kasus yang jarang terjadi, sel abnormal terbentuk dari waktu ke waktu, menyebabkan displasia Mengutip John Hopkins Medicine, displasia serviks umumnya tidak menimbulkan gejala. Kunjungan ginekologi secara teratur termasuk pemeriksaan panggul dan tes Pap smear dapat mengidentifikasi kondisinya. Dokter dapat membantu mengelolanya sebelum berubah menjadi kanker serviks biasanya tidak muncul hingga sel-sel serviks yang abnormal menjadi kanker dan menyerang jaringan di sekitarnya. Gejala yang paling umum adalah pendarahan abnormal yang dimulai dan berhenti di antara periode menstruasi lain bisa termasuk pendarahan menstruasi yang lebih berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya, pendarahan setelah menopaus, meningkatnya keputihan, dan nyeri saat berhubungan Editor Kenali Tanda-tanda Awal Kanker Mulut Artikel Terkait 9 Penyebab Bentuk dan Ukuran Payudara Berubah 5 jam lalu Soal Silikon, Sebelum Bedah Plastik Kecantikan Ketahui Dulu Plus Minusnya 7 jam lalu Mengenal Pap Smear, Tes Deteksi Kanker Serviks 13 jam lalu 8 Tips Menghindari Serangan Ikan Hiu Saat Berenang 19 jam lalu Mengenal Retinoblastoma, Ketika Sel-sel pada Retina Tumbuh Tak Terkendali 1 hari lalu Tips Mencegah Kanker Tenggorokan, Hindari Seks Oral Hingga Rokok 2 hari lalu Rekomendasi Artikel Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini. Video Pilihan 9 Penyebab Bentuk dan Ukuran Payudara Berubah 5 jam lalu 9 Penyebab Bentuk dan Ukuran Payudara Berubah Dari kehamilan hingga kanker, ada banyak alasan mengapa bentuk dan ukuran payudara berubah. Soal Silikon, Sebelum Bedah Plastik Kecantikan Ketahui Dulu Plus Minusnya 7 jam lalu Soal Silikon, Sebelum Bedah Plastik Kecantikan Ketahui Dulu Plus Minusnya Bedah plastik untuk kecantikan dan perawatan kulit kerap menggunakan silikon. Apakah yang dimaksud silikon cair dan gel, apa plus minusnya? Mengenal Pap Smear, Tes Deteksi Kanker Serviks 13 jam lalu Mengenal Pap Smear, Tes Deteksi Kanker Serviks Pap smear adalah tes untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau tidak. 8 Tips Menghindari Serangan Ikan Hiu Saat Berenang 19 jam lalu 8 Tips Menghindari Serangan Ikan Hiu Saat Berenang ikuti langkah-langkah berikut ini untuk menghindari risiko serangan ikan hiu saat berenang Mengenal Retinoblastoma, Ketika Sel-sel pada Retina Tumbuh Tak Terkendali 1 hari lalu Mengenal Retinoblastoma, Ketika Sel-sel pada Retina Tumbuh Tak Terkendali Retinoblastoma adalah bentuk kanker mata langka yang sebagian besar kasusnya menyerang anak-anak. Tips Mencegah Kanker Tenggorokan, Hindari Seks Oral Hingga Rokok 2 hari lalu Tips Mencegah Kanker Tenggorokan, Hindari Seks Oral Hingga Rokok Kanker tenggorokan yakni human papillomavirus HPV yang paling sering menyebar melalui seks vaginal, anal dan oral. Cegah dengan hindari ini. Deretan Artis Luar Negeri Ini Berjuang Melawan Kanker Payudara 4 hari lalu Deretan Artis Luar Negeri Ini Berjuang Melawan Kanker Payudara Shannen Doherty, bintang televisi Amerika tahun 1990-an mengungkapkan perjuangannya melawan kanker payudara stadium 4 Mengenal Shannen Doherty dan Perjuangannya Melawan Kanker Payudara 4 hari lalu Mengenal Shannen Doherty dan Perjuangannya Melawan Kanker Payudara Shannen Doherty, bintang televisi Amerika tahun 1990-an mengungkapkan perjuangannya melawan kanker payudara stadium 4 Bolehkah Melakukan Hubungan Seksual saat Menstruasi? Berikut Penjelasannya 4 hari lalu Bolehkah Melakukan Hubungan Seksual saat Menstruasi? Berikut Penjelasannya Melakukan hubungan seksual saat menstruasi memiliki manfaat dan risiko. Penelitian Terbaru Temukan Dua Gejala Awal Kanker Pankreas, Apa Saja Itu? 8 hari lalu Penelitian Terbaru Temukan Dua Gejala Awal Kanker Pankreas, Apa Saja Itu? Dua tanda awal kanker pankreas adalah rasa haus yang meningkat dan urine berwarna kuning gelap. ArticlePDF AvailableAbstractAbout cervical carcinoma new cases are found with more than death cases annually Rasjidi, 2009. Cervical cancer is the highest prevalence of disease among women in Indonesia, it is equal to 0,80/00 Kemenkes RI, 2015. Cervical cancer is caused by multifactors which are able to increase cervical cancer case, one of risk factors is personal hygiene. This study aims to analyze cervival cancer risk diff erence based on personal hygiene which consists of vaginal antiseptic usage, frequency of changing underpants, frequency of changing napkins, water utilization for vagina, public toilet utilization, vaginal discharge history, joint towel and underpants among childbearing women. This study is a case control study which case groups are 15–49 old women with cervical carcinoma, while control groups are 15–49 years old women and are undiagnosed cervical cancer. The result of this study showed that joint underpants has the highest Risk Diff erence RD = 95% CI It is recommended for women to keep personal hygiene. Keyword personal Hygiene, Cervical Cancer, Cervical Cancer risk Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. 82PERBANDINGAN RISIKO CA SERVIKS BERDASARKAN PERSONAL HYGIENE PADA WANITA USIA SUBUR DI YAYASAN KANKER WISNUWARDHANA SURABAYACERVICAL CANCER RISK DIFFERENCE BASED ON PERSONAL HYGIENE AMONG CHILDBEARING AGE WOMEN AT YAYASAN KANKER WISNUWARDHANA SURABAYANessia Rachma Dianti, IsfandiariDepartemen EpidemiologiFakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Kampus C Mulyorejo Surabaya Email nessiarachmadianti About cervical carcinoma new cases are found with more than death cases annually Rasjidi, 2009. Cervical cancer is the highest prevalence of disease among women in Indonesia, it is equal to 0,80/00 Kemenkes RI, 2015. Cervical cancer is caused by multifactors which are able to increase cervical cancer case, one of risk factors is personal hygiene. This study aims to analyze cervival cancer risk diff erence based on personal hygiene which consists of vaginal antiseptic usage, frequency of changing underpants, frequency of changing napkins, water utilization for vagina, public toilet utilization, vaginal discharge history, joint towel and underpants among childbearing women. This study is a case control study which case groups are 15–49 old women with cervical carcinoma, while control groups are 15–49 years old women and are undiagnosed cervical cancer. The result of this study showed that joint underpants has the highest Risk Diff erence RD = 95% CI It is recommended for women to keep personal hygiene. Keyword personal Hygiene, Cervical Cancer, Cervical Cancer riskAbstrak Setiap tahun, sebanyak ditemukan kasus baru ca serviks dengan jumlah kematian lebih dari Rasjidi, 2009. Di Indonesia ca serviks merupakan penyakit dengan prevalensi tertinggi pada wanita yaitu sebesar 0,80/00 Kemenkes RI, 2015. Banyak faktor yang meningkatkan kejadian ca serviks salah satunya yaitu kebersihan diri. Studi ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan besar risiko ca serviks berdasarkan kebersihan diri yang meliputi penggunaan antiseptik, frekuensi mengganti pembalut, frekuensi mengganti celana dalam, penggunaan air untuk organ kewanitaan, penggunaan toilet umum, riwayat keputihan, riwayat bertukar handuk dan riwayat bertukar celana dalam pada Wanita Usia Subur di Yayasan Kanker Wisnuwardhana Surabaya. Studi ini merupakan studi kasus kontrol dengan sampel kasus yaitu wanita usia subur berusia 15–49 tahun yang terdiagnosis ca serviks dan sampel kontrol yaitu wanita usia subur berusia 15–49 tahun dan tidak terdiagnosis ca serviks. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa riwayat bertukar pakaian dalam memiliki perbandingan besar risiko ca serviks terbesar RD = 95% CI Dianjurkan kepada wanita untuk menjaga kebersihan diri. Kata kunci kebersihan diri, Kanker Serviks, risiko Kanker ServiksPENDAHULUANKanker merupakan salah satu penyebab kematian utama pada manusia di seluruh dunia. Data American Cancer Society 2008 menunjukkan bahwa sebesar kasus baru yang didiagnosis pada tahun 2008 dan hampir setengah dari kasus tersebut berujung pada kematian. Setiap tahunnya, sebanyak kasus baru ca serviks ditemukan dengan jumlah kematian lebih dari Rasjidi, 2009. Di Indonesia sendiri, ca serviks merupakan penyakit dengan prevalensi tertinggi pada wanita yaitu sebesar 0,80/00 kemenkes RI, 2015. Menurut Diananda 2007, banyak faktor yang meningkatkan kejadian ca serviks yaitu faktor sosiodemografi s meliputi usia, status sosial dan ekonomi, serta faktor aktivitas seksual meliputi usia pertama kali pada saat melakukan hubungan seks, riwayat berganti pasangan seks, paritas, kebersihan genital yang kurang, merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma kronis pada serviks, serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lebih dari 4 tahun. 83Nessia Rachma D dan Isfandiari, Perbandingan Risiko Ca Serviks Ber…Sekitar kasus ca serviks terjadi di Indonesia setiap tahunnya. Penyebab ca serviks utamanya adalah infeksi kronik oleh HPV Human Papiloma Virus namun faktor resiko ca serviks yang memicu sangatlah beragam salah satunya kebersihan diri yang buruk. Kebersihan diri yang buruk merupakan salah satu faktor risiko ca serviks, wanita yang memiliki kebersihan diri yang buruk memiliki risiko ca serviks 19,386 kali lebih besar daripada wanita yang memiliki kebersihan diri yang estimasi, Provinsi Jawa Timur memiliki penderita kanker kedua terbanyak di Indonesia setelah Provinsi Jawa Tengah yaitu sekitar kasus Menkes RI, 2013. Provinsi Jawa Timur memiliki estimasi jumlah penderita ca serviks terbanyak nomor satu di Indonesia yaitu sekitar kasus Menkes RI, 2013. Menurut Kartikawati 2013, personal hygiene yang tidak baik serta penggunaan pembalut yang tidak berkualitas serta mengandung bahan pemutih dioksin dapat menguap apabila berekasi dengan darah menstruasi, hal ini berakibat pada penghambatan sirkulasi udara pada daerah kewanitaan. Penggunaan pantyliner sehari-hari juga dapat memperngaruhi kelembaban serta merangsang tumbuhnya bakteri pathogen yang dapat memicu ca serviks. Menurut Bustan 2007, perempuan dengan personal hygiene yang buruk memiliki risiko ca serviks lebih besar untuk terkena ca serviks daripada perempuan dengan personal hygiene yang Serviks ini merupakan tumor ganas yang mengenai lapisan permukaan leher rahim yang disebut sel epitelskuamosa. Sel epitel skuamosa ini terletak antara rahim dan liang senggama. Tumor ganas yang terjadi disebabkan karena adanya penggandaan sel akibat berubahnya sifat sel menjadi sel yang tidak normal. Sifat dari sel ganas ini yaitu dapat menyebar atau metastasis ke bagian tubuh yang lain melalui pembuluh darah maupun getah bening sehingga merusak fungsi jaringan Yatim, 2005. Penyebab utama ca serviks ini adalah infeksi dari virus bernama Human papilloma Virus HPV. HPV yang sudah dapat teridentifikasi sampai saat ini yaitu sebanyak 138 jenis dan 40 di antaranya dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Virus HPV yang dapat menyebabkan ca serviks yaitu virus HPV risiko sedang maupun tinggi. HPV risiko tinggi yang dapat menyebabkan pertumbuhan abnormal pada sel serviks adalah tipe 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 68, 69. Tipe virus HPV tersebut dapat menular lewat hubungan seksual. Beberapa penelitian menyatakan bahwa sebesar 90% ca serviks disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Dari kedua tipe ini, HPV tipe 16 telah menyebabkan lebih dari 50% ca serviks. Seseorang yang sudah terinfeksi virus HPV 16 maka memiliki kemungkinan terkena ca serviks sebesar 5% Rasjidi, 2009.Faktor yang mempengaruhi ca seviks adalah usia pertama kali menikah, aktivitas seksual yang tinggi dan riwayat berganti pasangan, penggunaan antiseptik, rokok, paritas, penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka waktu lama, dan personal hygiene yang buruk Diananda, 2007.Usia menikah ≤ 20 tahun merupakan faktor yang mempengaruhi kejadian ca serviks karena sel mukosa belum benar-benar matang untuk melakukan hubungan seksual sehingga sangat rentan terhadap rangsangan dari luar. Busmar 1993, mengemukakan bahwa hubungan seksual pada usia muda akan meningkatkan risiko untuk terkena ca serviks, selain karena masih berkembangnya sel-sel serviks kemudian dipacu rangsangan dari sel mani yang berasal dari hubungan seksual. Sel mukosa baru benar-benar matang umumnya setelah wanita berusia di atas 20 tahun. Apabila sel-sel mukosa dalam rahim dipaksa untuk menerima rangsangan dari luar, hal ini berisiko untuk membentuk lesi pra kanker yang bisa menjadi kanker ditambah dengan zat-zat kimia yang terbawa oleh sperma. Sel mukosa serviks yang tidak siap menerima rangsangan dari luar bisa berubah sifat menjadi kanker. Selain itu, sel mukosa yang belum matang dapat tumbuh lebih banyak daripada sel yang mati apabila terlalu banyak menerima rangsangan dari luar. Pertumbuhan sel yang tidak seimbang dan abnormal ini akan berubah pula menjadi sel dengan aktivitas seksual dan sering berganti-ganti pasangan akan 84 Jurnal Promkes, Vol. 4, No. 1 Juli 2016 82–91memiliki risiko untuk mengalami ca serviks karena dengan semakin tinggi aktivitas seksual dan riwayat berganti-ganti pasangan akan memperbesar kemungkinan penularan penyakit kelamin serta memperbesar kemungkinan HPV masuk ke dalam rahim. Virus ini yang nantinya akan membuat sel mukosa menjadi abnormal sebagai pemicu lain selain faktor riwayat seksual adalah merokok. Wanita yang merokok memiliki risiko 4–13 kali lebih besar untuk mengalami ca serviks daripada wanita yang tidak merokok. Hal ini dikarenakan nikotin dalam rokok mempermudah semua selaput lendir termasuk sel mukosa dalam rahim untuk menjadi terangsang. Rangsangan yang berlebihan ini akan memicu kanker. Namun tidak diketahui dengan pasti berapa jumlah nikotin yang mampu menyebabkan ca yang sering melahirkan berisiko untuk terkena ca serviks, apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu pendek. Semakin sering seorang wanita melahirkan, maka semakin besar risiko untuk terkena ca serviks karena semakin banyak lesi yang terdapat pada organ reproduksi dan memudahkan HPV masuk ke dalam kontrasepsi oral selama lebih dari empat tahun akan meningkatkan risiko ca serviks sebesar 1,5–2,5 kali. Namun, efek dari penggunaan kontrasepsi oral terhadap ca serviks masih kontroversial karena ada beberapa penelitian yang gagal menemukan peningkatan risiko pada perempuan pengguna atau mantan pengguna kontrasepsi oral. Penelitian Wahyuningsih 2014, menemukan bahwa wanita yang menggunakan pil KB selama ≥4 tahun memiliki risiko 42 kali untuk mengalami kejadian lesi prakanker serviks dibandingkan wanita yang menggunakan pil KB 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti variabel tersebut sebagai faktor risiko terjadinya efek. Sementara itu, jika nilai OR 4 berisiko 2,36 kali lebih besar untuk menderita kanker serviksSyatriani, 2011. ...DESLIFIANI LISMANIAR Wulan SariSri Wardani WardaniAldiga Rienarti AbidinKanker serviks merupakan jenis tumor ganas yang menyerang lapisan permukaan dari serviks. Kejadian kanker serviks di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau penyakit tiga besar pada tahun 2019 setelah kanker payudara dan kanker ovarium. Jumlah kasus baru dan kematian kanker serviks di RSUD Arifin Achmad dari tahun 2016 hingga tahun 2019 terus meningkat, sehingga didapatkan CFR kanker serviks pada tahun 2018 sebesar 17,30% dan tahun 2019 sebesar 17,37%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian kanker serviks di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Tahun 2020. Jenis penelitian ini analitik kuantitatif dengan desain case control. Lokasi penelitian di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Populasi kasus penelitian ini adalah seluruh penderita kanker serviks di RSUD Arifin Achmad berjumlah 670 orang dan populasi kontrol adalah wanita yang merupakan kerabat dari populasi kasus dan tidak terdiagnosa kanker serviks. Sampel kasus sebanyak 47 orang dan sampel kontrol sebanyak 94 orang. Teknik sampling menggunakan accidental sampling. Alat ukur dalam pengumpulan data adalah kuesioner. Analisis data dengan univariat dan bivariat chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan signifikan antara usia OR 16,275 95% CI 5,865-45,164, tingkat pendidikan OR 12,190 95% CI 4,894-30,365, paritas OR 11,541 95% CI 4,953-26,889, usia pertama kali berhubungan seksual OR 7,893 95% CI 3,591-17,348, berganti pasangan seksual OR 4,811 95% CI 1,539-15,041 dengan kejadian kanker serviks di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Diharapkan masyarakat dapat meningkatkan pendidikan, membatasi jumlah kelahiran, menghindari hubungan seks sebelum usia 20 tahun, dan tidak berganti pasangan seksual guna mencegah kejadian kanker serviks. Cervical cancer is a type of malignant tumor that attacks the surface layer of the cervix. The incidence of cervical cancer at Arifin Achmad Hospital, Riau Province, was the top three disease in 2019 after breast cancer and ovarian cancer. The number of new cases and deaths of cervical cancer at Arifin Achmad Hospital from 2016 to 2019 continued to increase, so that the CFR of cervical cancer in 2018 was and in 2019 was This research goal to determine the risk factors related with the cervical cancer cases in Arifin Achmad Hospital, Riau Province in 2020. This research type is quantitative analytic with a case control design. The research location at Arifin Achmad Hospital, Riau Province. The case population of this research were 670 cervical cancer patients at the Arifin Achmad Regional Hospital and the control population was women who were relatives of the case population and were not diagnosed with cervical cancer. The case sample was 47 people and the control sample was 94 people. The sampling technique used accidental sampling. The measuring tool in data collecting is a questionnaire. Data analysis was using univariate and bivariate chi-square. The results showed that there were a significant relationships between age OR 16,275 95% CI 5,865-45,164, education level OR 12,190 95% CI 4,894-30,365, parity OR 11,541 95% CI 4,953-26,889, age at first sexual intercourse. OR 7,893 95% CI 3,591-17,348, changing sexual partners OR 4,811 95% CI 1,539-15,041 with the incidence of cervical cancer in Arifin Achmad Hospital, Riau Province. It be hoped that the society can improve education, limiting the number of births, avoid sex before 20 years old, and do not change sexual partners to prevent cervical Nur HidayahViantika KusumasariSuryatiBackground Cervical cancer is a malignant tumor due to the growth of abnormal cells in the female reproductive system. The prevalence of cervical cancer is highest in DIY 4,86 per 1000 population. One of cause cervical cancer is infection of HPV virus that can be caused by age of marriage. Objetive The purose of this study was to determine the relationship of the marriage age with the incidence of cervical cancer. Method The method used in the research is case control study. Sampling technique is purposive sampling. This study used 76 samples, consisting of 38 case groups and 38 control groups. The data were analyzed by chi-squere test. Result Most respondent at the case group first married at age 4 OR = 2,360, status sosial ekonomi OR = 4,087, dan pasangan pria yang tidak disirkumsisi OR = 2,092 merupakan faktor risiko kejadian kanker kunci Kanker serviks, pembalut, sabun, status sirkumsisiAbstractCervical cancer is the most malignant tumor in women in the world particularly in developing countries including Indonesia. In 2007, the number of cervical cancer patients in Dr. Wahidin Sudirohusodo Government General Hospital were 231 cases, declined to 220 in 2008 and further declined to 167 cases in 2009. The aim of this study is to discover the risk of cervicalcancer associated with the use of pads, the use of soap, economic status, and male partners who are not circumcised. The design of this study is a case control. Samples are randomly taken from 213 gynecological patients. Data was collected by interview through the use of a questionnaire. Results of research with analysis of OR showed that the use of low-quality pads OR = 2,320, the use of soap pH > 4 OR = 2,360, socioeconomic status OR = 4,087, and male partners who are not circumcised OR = 2,092 are the risk factors for cervical cancer. Key words Cervical cancer, pad, soap, circumcised statusAir Kotor Bisa Menjadi MediaAnonimAnonim. 2014. Air Kotor Bisa Menjadi Media Penularan Kanker Serviks. Tersedia di air-kotor-bisa-menjadi-media-penularankanker-serviks/ [sitasi 9 juni 2016]Kumpulan naskah lengkap simposium kanker pembunuh nomor satuB BusmarBusmar, B. 1993. Kanker leher rahim. Kumpulan naskah lengkap simposium kanker pembunuh nomor satu. Jakarta Bustan, 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta Rineka Cipta Dewi, Sawitri, Adiputra, N. 2013. Paparan Asap Rokok dan Higieni Diri Merupakan Faktor Risiko Lesi Prakanker Leher Rahim di Kota Denpasar Tahun 2012. Public Health and Preventive Medicine Archive. 11.R DianandaDiananda, R. 2007. Mengenal Seluk Beluk Kanker. Yogyakarta Personal Hygiene Organ Genital dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUP DrT IndrawatiH FitriyaniIndrawati, T., Fitriyani, H. 2012. Hubungan Personal Hygiene Organ Genital dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUP Dr. Kariyadi Kota Semarang. Dinamika Kebidanan. 21.Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Keputihan pada Siswi MA Al-Hikmah Aeng Deke BlutoR IndriyaniY IndriyawatiIgd PratiwiIndriyani, R., Indriyawati, Y., Pratiwi, IGD. 2012. Hubungan Personal Hygiene dengan Kejadian Keputihan pada Siswi MA Al-Hikmah Aeng Deke kesehatan Wiraraja Medika. http// article/download/44/25. [sitasi 2 juni 2016].Analisis Perilaku Konsumen Perempuan Terhadap Kesehatan Reproduksi dan Perilaku Penggunaan PembalutIreneIrene, et al 2007. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Infeksi Saluran Reproduksi pada Istri Sopir Truk Tangki Dua Perusahaan di Propinsi Sumatera Barat. Jakarta Medika Julina. 2012. Analisis Perilaku Konsumen Perempuan Terhadap Kesehatan Reproduksi dan Perilaku Penggunaan Pembalut. a c. i d / i n d e x. p h p / m a r w a h / a r t i c l e / download/498/478 [sitasi 9 juni 2016] Kanker leher rahim atau yang lebih dikenal dengan Kanker Serviks adalah kondisi dimana terdapat penumbuhan sel-sel ganas pada leher rahim/serviks yang tidak terkendali. Berdasarkan penyebabnya, sebanyak 90% dari pasien yang menderita kanker serviks disebabkan oleh inveksi HPV Human Papilloma Virus onkogenik yang presisten. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah kanker serviks adalah dengan mengetahui faktor risiko dari kanker serviks itu sendiri. Dengan demikian, kita dapat menghindari potensi paparan kanker serviks. Faktor Risiko Kanker Leher Rahim. Berikut ini adalah faktor risiko kanker leher rahim atau Kanker serviks yang harus diwaspadai, diantaranya adalah 1. Melakukan hubungan seksual diusia muda, yaitu dibawah 18 tahun 2. Bergonta-ganti pasangan seksual 3. Melakukan hubungan seksual dengan pria yang sering bergonta-ganti pasangan seksual 4. Merokok ataupun sebagai perokok pasif 5. Infeksi berulang pada jalan kelamin, salah satunya karena kurang menjaga kebersihan alat kelamin 6. Memiliki riwayat keluarga dengan kanker 7. Adanya riwayat tes pap smear yang abnormal sebelumnya. Dengan mengetahui faktor risiko kanker serviks diatas, masyarakat dapat lebih berhati-hati dan secara rutin melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk menghindari keterlambatan penanganan kanker. Salah satu cara mendeteksi dini kanker leher rahim melalui pemeriksaan IVA Test gratis di puskesmas. Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan alat kelamin dan berhenti merokok untuk menurunkan potensi paparan kanker serviks.

faktor risiko kanker serviks pdf